Jumat, 15 Juni 2012

36. Pengembangan Organisasi


Organisasi sebagai alat dalam arti abstrak untuk merealisir, apa yang menjadi keputusan starategik yang ditetapkan, maka mau tidak harus mengikuti atas perubahan lingkungan yang digerakkan oleh kekuatan kepemimpinan untuk hidup dan bertahan dalam abad 21, oleh karena itu, organisasi sebagai alat  dimanifestasikan terutama dalam hubungan dua faktor yang disebut dengan fleksibilitas disatu sisi dan disisi lain adalah dapat tidaknya dikontrol.
Hal itu laksana perbedaan antara seorang bayi dan orang yang lebih tua. Bayi itu sangat fleksibel dan dapat memasukkan jari kakinya kedalam mulutnya, namun gerakan-gerakan dan perilakunya agak sulit dikontrol. Dengan meningkatnya usia kita akhirnya seseorang yang lebih tua juga akan kehilangan sifatnya yang dapat dikontrol.
Jadi ukuran dan waktu bukanlah penyebab pertumbuhan dan menjadi tua seolah-olah perusahaan yang besar dengan tradisi yang lama disebut tua, sedangkan perusahaan yang kecil tanpa tradisi disebut muda. Muda berarti organisasi itu dapat berubah dengan relative mudah, tua berarti adanya perilaku yang dikontrol namun tidak fleksibel.
Oleh karena itu, suatu organisasi dalam abad 21, haruslah dibangun sebagai organisasi yang memiliki sifat fleksibel dan mudah dikontrol, maka organisasi itu tidaklah terlalu muda atau terlalu tua, tahap ini dinamakan PRIMA dalam daur hidup organisasi. Organisasi dalam keadaan PRIMA, benar-benar diperlengkapi untuk menerima dan menanggapi perubahan yang cepat didalam pasar, teknologi, kompetisi dan kebutuhan pelanggan.
Bertolak dari pemikiran bahwa kunci organisasi yang mampu mendukung daur hidup organisasi kedalam posisi PRIMA yang mampu diremajakan secara berkelanjutan terletak pada faktor fleksibilitas dan kontrol, oleh karena itu pemilihan model struktur organisasi sangat menentukan.
Dalam pemilihan, walaupun suatu model struktur dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang telah dipahami, menyangkut hal-hal yang terkait dengan 1) pembagian tugas ; 2) pendelegasian wewenang ; 3) disiplin ; 4) kesatuan perintah ; 5) Kesatuan arah ; 6) Rentangan pengawasan ; 7) Koordinasi ; 8) Jenjang organisasi ; 9) Sentralisasi ; 10) Inisiatif ; 11) Budaya.
KEEFEKTIFAN DAN PENDEKATAN
Untuk menerapkan pokok pikiran yang diungkapkan diatas, maka dijelaskan secara singkat yang terkait dengan :
Keefektifan organisasi :
Tidak ada satu difinisipun yang dapat merumuskan untuk mengungkapkan yang dimaksud dengan keefektifan organisasi. Oleh karena itu dalam teori organisasi memberikan jawaban lain terhadap pertanyaan “apa yang membuat organisasi effektif ?” Jawabannya adalah struktur organisasi yang tepat dimana didalamnya termasuk bahwa cara kita menempatkan orang serta pekerjaannya dan menetapkan peran serta hubungan mereka.
Bertolak dari pikiran diatas, maka keefektifan organisasi akan didukung oleh kekuatan kebiasaan pikiran yang terkait dengan 1) Organisasi digerakkan oleh manusia dalam melaksanakan pekerjaan sejalan dengan sasaran dan rencana ; 2) Bentuk mengikuti fungsi  ; 3) Keputusan dibuat dekat sumber informasi ; 4) Sistem penghargaan ; 5) Komunikasi horizontal dan vertical ; 6) Menghindari konflik individu dan atau kelompok ; 7) Membangun organisasi system terbuka ; 8) Organisasi berintraksi dengan lingkungan ; 9) Ada nilai kebersamaan yang didukung strategi manajemen ; 10) Kekuatan dalam umpan balik untuk individu dan kelompok sehingga mampu mendorong belajar.

35. Dampak Sistem Kontrol Terhadap Perilaku Organisasi

Abstrak Sistem kontrol manajemen mempengaruhi perilaku manusia dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Keselarasan tujuan dipengaruhi oleh sistem formal dan proses informal. Beberapa faktor informal adalah hal eksterndan intern organisasi. Pengontrolan terdiri dari dua tipe bentuk formal yaitu peraturan yang cukup luas dan perencanaan serta pengawasan dengan cara yang sistematis. Artikel ini membahas perbedaan tipe struktur organisasi dan kaitannya dengan penerapan strategi. Pembahasan mengenai tipe struktur organisasi sangat penting sejak desain sistem kontrol manajemen dicocokkan untuk digunakan pada struktur organisasi.
PENDAHULUAN

Manajer senior membutuhkan organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Para anggota organisasi punya tujuan-tujuan pribadi yang seringkali tidak sesuai dengan tujuan organisasi. Tindakan para anggota organisasi secara individu ditujukan untuk mencapai tujuan pribadi mereka. Maksud dari sistem kontrol manajemen adalah untuk menjamin, sepanjang masih layak, apa yang disebut keselarasan tujuan, yaitu suatu proses yang berarti tindakan-tindakan masyarakat yang dijalankan berdasar kepentingan mereka sendiri yang juga merupakan kepentingan dari organisasi.

34. Organisasi Modern


Pengertian Organisasi Modern
Salah satu aliran besar dalam teori organisasi adalah teori modern, yang kadang-kadang disebut juga analisa sistem. Teori modern adalah multidisiplin dengan sumbangan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Teori modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan dan saling ketergantungan, yang di dalamnya mengemukakan bahwa organisasi bukanlah suatu sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil, akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka. Interaksi dinamis antar proses, bagian dan fungsi dalam suatu organisasi, maupun dengan organisasi lain dan dengan lingkungan.
Suatu organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu saling mempengaruhi untuk berbagai tujuan. Dalam Pendekatan Modern menyatakan bahwa yang dimiliki saat ini bukan teori mengenai organisasi tetapi way of thinking atau cara berfikir mengenai organisasi, cara melihat dan menganalisis secara lebih tepat dan mendalam, yang dilakukan melalui keteraturan atau regularitas perilaku organisasi, yang hanya berlaku untuk suatu lingkungan atau kondisi tertentu.

Dasar Pemikiran Organisasi Modern
Teori Organisasi Modern berawal dari dasar pemikiran, yaitu:
1.    Teori klasik memusatkan pandangannya pada analisa dan deskripsi organisasi, sasaran organisasi dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil sesuai hakikat pekerjaannya.
2.    Teori Modern menekankan pada perpaduan dan perancangan,menyediakan pemenuhan suatu kebutuhan yang menyeluruh.
3.    Ilmu pengetahuan klasik telah membicarakan konsep koordinasi,
skalar dan vertikal.
4.     
Teori Sistem Umum
Teori system umum merupakan suatu aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum organisasi yang berlaku universal. Tujuan teori system umum adalah penciptaan suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh system sebagai titk awal.
Ada beberapa tingkatan system yang harus diintegrasikan. Kenneth Boulding mengemukakan klasifikasi tingkat-tingkat system sebagai berikut :
1.      Struktur static
2.      Sistem dinamik sederhana
3.      Sistem sibernetik
4.      System terbuka
5.      System genetika social
6.      System hewani
7.      System manusiawi
8.      System social
9.      System transdental

Konsep system ini menjadi dasar utama analisa organisasi akan teori organisasi modern. Teori organisasi modern mempunyai kesamaan dengan teori system umum dalam cara memandang organisasi sebagai sesuatu yang terintegrasi.

Teori Organisasi dalam Suatu Kerangka Sistem
 Teori organisasi modern adalah multidisipliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya dikembangkan dari banyak bidang studi. Teori modern berusaha untuk memberikan sintesa yang menyeluruh bagian-bagian yang berhubungan dengan semua bidang studi tersebut untuk mengembangkan suatu teori organisasi yang diterima umum. Hal ini sering disebut analisa system pada organisasi.
 Factor-faktor yang membedakan kualitas teori organisasi modern dengan teori-teori lainnya adalah dasar konseptual – analitiknya, ketergantungannya pada data riset empiric, dan di atas semuanya, sifat pemaduan dan pengintegrasikannya. Kualiatas-kualitas ini merupakan kerangka filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari organisasi sebagai suatu system.

1.      Bagian-bagian dari system dan saling ketergantungannya.
·         Individu dan struktur kepribadiannya yang diberikan kepada organisasi.
·         Penentuan fungsi-fungsi formal, yang biasa disebut organisasi formal.
·         Organisasi informal.
·         Struktur status dan peranan.
·         Lingkungan phisik pelaksanaan pekerjaan.

2.      Proses-proses hubungan dalam system.
Teori organisasi modern menunjukkan tiga kegiatan proses hubungan universal yang selalu muncul pada system manusia dalam perilakunya berorganisasi. Ketiga proses tersebut adalah
·         Komunikasi ,
·         Berusaha untuk mencapai keseimbangan, dan
·         Pengambilan keputusan.
             
Tujuan-tujuan organisasi
Organisasi mempunyai tiga tujuan utama yang saling berhubungan. Tujuan-tujuan tersebut adalah pertumbuhan, stabilitas, dan interaksi. Ketiga tujuan organisasi itu akan membedakan bentuk organisasi dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Persamaan dalam tujuan-tujuan tersebut juga telah diteliti oleh para ahli sejalan dengan pengembangan teori system umum.

Pendekatan - Pendekatan Manajemen
1.      Pendekatan Proses
Pendekatan proses dalam manajemen juga disebut pendekatan fungsional, operasional, universal, tradisional atau klasik. Para pencetus pendekatan ini bermaksud untuk mengindetifikasikan fungsi-fungsi manajemen dan kemudian menetapkan prinsip-prinsip dasar organisasi dan manajemen. Empat prinsip pendekatan proses klasik yang penting adalah 1) kesatuan perintah, 2) persamaan wewenang dan tanggung jawab, 3) rentang kendali yang terbatas, dan 4) delegasi pekerjaan-pekerjaan rutin.

2.      Pendekatan Keperilakuan
            Pendekatan ini sering disebut pendekatan hubungan manusiawi (human relation approach). Pendekatan hubungan manusiawi dalam usahanya melengkapi pendekatan klasik, banyak menggunakan pandangan sosiologi dan psikologi. Oleh karena itu, pusat bahas pendekatan ini adalah perhatian terhadap para karyawan secara individual dan kelompok kerja.

3.      Pendekatan Kuantitaif
Pendekatan kuantitif (quantitative approach) sering dinyatakan dengan istilah management science atau operations research (OR). Pendekatan ini terutama memandang manajemen dari perspektif model-model matematis dan proses-proses kuantitaif.
Menurut pendekatan kuantitatif, masalah-masalah manajemen dpata dirumuskan dan dijabarkan dalam berbagai bentuk model matematis dan kemudian dianalisa serta dipecahkan dengan menggunakan berbagai teknik atau metode kuantitaif untuk memperoleh hasil optimum.

4.      Pendekatan Sistem
 Pendekatan system dalam manajemen merupakan pendekatan yang ditetapkan paling akhir, dan dapat dipahami dengan sudut pandangan teori system umum atau analisis system. Pendekatan system terutama menekankan saling ketergantungan dan keterkaitan bagian-bagian organisasi sebagai keseluruhan. Pendekatan ini memberikan kepada manajemen cara memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian lingkungan eksternal yang lebih luas. Organisasi dipandang sebagai system terbuka dan pada hakekatnya merupakan proses transformasi berbagai masukan yang menghasilkan keluaran

5.      Pendekatan Contingency (Situasional)
Pendekatan Contingency muncul karena ketidakpuasan atas anggapan keuniversalan dan kebutuhan untuk memasukkan berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen. Ada tiga komponen pokok dalam lerangka konseptual untuk pendekatan contingency : lingkungan , konsep-konsep dan teknik-teknik manajeman, dan hubungan kontingensi antara keduanya.


33. “MUTASI SEBAGAI BAGIAN DARI DINAMIKA ORGANISASI”

Keseluruhan proses mutasi merupakan suatu bentuk pengembangan pelayanan masyarakat ke arah yang lebih baik sesuai dengan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (good governance). Hal ini juga sangat penting dalam meletakkan citra pemerintah sebagai abdi Negara dan pelayanan masyarakat dengan melaksanakan pemberdayaan internal untuk mengimbangi tuntutan perubahan. Hal ini disampaikan Bupati Toba Samosir Pandapotan Kasmin Simanjuntak dalam bimbingan dan arahannya pada pelantikan dan pengambilan sumpah/ janji pejabat struktural eselon III dan IV di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba Samosir, Kamis (09/02) di Balai Data Kantor Bupati Toba Samosir.



Bupati menambahkan bahwa dalam memilih dan menentukan pejabat yang akan dilantik, melalui Baperjakat telah dilakukan penilaian-penilaian secara objektif dan selektif. Karena itu, mutasi atau promosi merupakan suatu proses yang wajar sebagai bagian dinamika organisasi dalam penyesuaian kebutuhan personil sebuah organisasi sesuai tata kehidupan birokrasi sesuai prinsip-prinsip manajemen serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pelantikan pejabat yang dilakukan ini, juga dimaksudkan untuk mengakomodir pemenuhan pejabat untuk menduduki jabatan yang satuan kerja yang baru dibentuk yakni Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal. Pembentukan organisasi dan tata kerja satuan kerja baru ini tertuang masing-masing dalam Peraturan Daerah Kabupaten Toba Samosir Nomor 4 dan Nomor 5 Tahun 2011.
Para pejabat yang dilantik sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Toba Samosir Nomor 039 Tahun 2012 tertanggal 08 Pebruari 2012 terdiri dari  40 (empat puluh) pejabat struktural eselon III dan 41 (empat puluh satu) pejabat structural eselon IV. Dari beberapa pejabat yang dilantik, terdapat pejabat struktural eselon III sebagai pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yakni dr. Sabam JMT Simatupang  untuk menduduki jabatan Direktur RSUD Porsea dan Ridolf Simanjuntak, SH sebagai Camat Tampahan .

32. Kepemimpinan Indonesia Masa Depan: Perpaduan Timur dan Barat Gaya China


Indonesia mengalami krisis multidimensi sampai detik ini. Krisis tersebut mendera berbagai bidang, mulai dari ekonomi, politik, budaya, sains, kesehatan, dan kemanusiaan. Seakan tidak ada jalan keluar dari semua krisis tersebut. Adapun salah satu krisis yang paling nyata kita hadapi adalah krisis kepemimpinan.
Kita mengalami kegamangan dalam memilih tipe kepemimpinan yang tepat untuk negeri kita yang tercinta. Ada sebagian intelektual, yang menganjurkan ‘westernisasi’, yaitu secara total mengikuti gaya kepemimpinan Amerika Serikat atau Eropa. Ada juga sebagian yang merasa panik dengan gelombang globalisasi dan westernisasi, dan memilih berlindung di balik jubah primordialisme, entah berbasis agama, etnis, atau ras. Jaman sekarang, seakan-akan suri teladan dari founding father kita, yaitu Soekarno-Hatta, untuk memadukan timur dan barat seakan sudah dilupakan. Era globalisasi mengharuskan kita melakukan redefinisi mengenai makna kepemimpinan. Bukan bersandar pada romantisme masa lalu semata, namun juga bukan semata melakukan imitasi buta.
Kilas Balik Kepemimpinan Dunia
Soekarno-Hatta hidup di era, dimana terjadi kebangkitan ekonomi/politik Asia. Pada tahun 1904-1905, armada angkatan laut Jepang berhasil mengalahkan armada Rusia.Dalam pertempuran laut tersebut, armada Jepang menggunakan meriam dan kapal yang lebih berkualitas daripada milik Rusia. Kemudian, Pasukan Ottoman Turki berhasil mengalahkan Pasukan Inggris/Australia/Selandia Baru dalam pertempuran Gallipoli tahun 1916, setelah bertempur selama delapan bulan. Dalam pertempuran tersebut, Kemal Attaturk menjadi salah satu komandan lapangan yang berperan. Karena Inggris kalah dalam pertempuran tersebut, kepala staf angkatan laut Inggris, Sir Winston Churcill, mengundurkan diri.
Kemudian, dalam perang kemerdekaan Turki tahun 1922 yang dipimpin Attaturk, Pasukan Yunani dan sekutu berhasil diusir dari Turki. Fakta tersebut menyadarkan Soekarno-Hatta, bahwa sebenarnya Asia sejajar dengan eropa dalam semua segi. Fakta sejarah itulah yang menjadi bibit dari Nasionalisme Indonesia. Satu hal yang ditekankan dalam cerita ini, adalah para founding father kita menjadikan dinamika sosio-politik di Asia sebagai fondasi mereka dalam melakukan aktivitas politik melawan imperialisme.
Latar Belakang Kebangkitan Ekonomi dan Politik China
Namun jaman sudah berubah. Asia mengalami dinamika sosio-politik yang berbeda daripada masa sebelumnya. Setelah selama puluhan tahun Sosio-Ekonomi Asia didominasi oleh Jepang, akhirnya China bangkit sebagai superpower baru. Pada tahun 1960an, China adalah negara miskin, yang didera bencana kelaparan dengan korban puluhan juta penduduknya meninggal.
Ironis sekali, karena pada tempo yang sama, pemerintah China berhasil menguji coba senjata nuklir miliknya. Revolusi kebudayaan tahun 1966 telah mengakibatkan banyaknya korban jatuh di kalangan intelektual mereka. Namun akhirnya terjadi perubahan kepemimpinan. Pada tahun 1979, seorang intelektual yang mengenyam pendidikannya di Perancis, Deng Xiaoping, akhirnya menjadi pemimpin tunggal China.
Program Deng adalah melakukan reformasi ekonomi, untuk membebaskan China dari kemiskinan. Kapitalisme diperbolehkan beroperasi kembali. Deng memperbolehkan hal tersebut, karena menghapuskan pasar di China, seperti yang dilakukan Mao Tse Tung dimasa lalu, adalah hal yang absurd. Mengaplikasikan Sosialis-Komunis Ortodoks di China, adalah tidak mungkin, mengingat bahwa berdagang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya China. Program ekonomi Deng adalah menciptakan kelas menengah baru, dimana nantinya mereka akan membantu pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Deng berharap agar kelas menengah baru tersebut dapat menjadi motor utama ekonomi China.
Popularitas China
Reformasi Deng berjalan dengan sukses, terbukti bahwa setelah 25 tahun program reformasi ekonomi, telah lebih dari 200 juta penduduk China keluar dari garis kemiskinan. Diharapkan dalam 25 tahun kedepan, akan lebih banyak penduduk China yang keluar dari belitan kemiskinan. Satu hal yang tidak diketahui banyak orang, Deng Xiaoping, sebagai intelektual didikan Perancis, sangat percaya dengan prinsip demokrasi. Secara diam-diam, China mengaplikasikan demokrasi di tingkat perdesaan/kelurahan, dimana di tingkat itu rakyat China diperbolehkan memilih secara langsung pemimpinnya. Deng percaya bahwa demokrasi harus diaplikasikan secara gradual, tidak secara langsung atau taken for granted.
Dengan diperbolehkannya kapitalisme beroperasi, perdagangan China maju pesat. Shanghai dan Hong Kong menjadi pusat perdagangan Asia (bahkan Dunia). Bukti tak terbantahkan bahwa reformasi ekonomi Deng sukses, adalah posisi China sebagai negara dengan uang devisa terbanyak di dunia. Jepang berada di posisi kedua. China juga menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi paling tinggi di dunia, dengan angka selalu diatas 10 persen.
Diramalkan oleh sebagian pengamat, bahwa pada dekade mendatang China akan menjadi Ekonomi nomor satu di dunia, menyalib Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman sekaligus. China juga tetap memiliki angkatan bersenjata yang paling besar dan terkuat di Asia. Pernah diadakan poling oleh sebuah lembaga independen, negara asing apa yang paling populer di Uni Eropa. Ternyata negara yang paling populer adalah China.

31. NILAI-NILAI DALAM PENGEMBANGAN ORGANISASI

D. NILAI-NILAI DALAM PENGEMBANGAN ORGANISASI
1. Penghargaan akan orang lain
2. Percaya dan mendukung orang lain, sedangkan individu sendiri harus mempunyai tanggung jawab
3. Pengamanan kekuasaan (mengurangi tekanan pada wewenang)
4. Konfrontasi (masalah yang tidak disembunyikan)
5. Partisipasi (melibatkan orang-orang yang mempunyai potensi dalam proses pengembangan organisasi)
E. PROSES PENGEMBANGAN ORGANISASI
1. Pengenalan masalah
2. Diagnosis Organisasional
3. Pengembangan strategi perubahan
4. Intervensi
5. Pengukuran dan Evaluasi
F. STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI
Teknik pengembangan oraganisasi pada hakekatnya adalah strategi interfensi yang dapat dipergunakan untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh organisasi atau di dalam melakukan perubahan-perubahan. Sampai sekarang cukup banyak teknik pengembangan organisasi yang telah dikembangkan oleh para pakar. Di antara teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Latihan Kepekaan (sensitivity taining); Merupakan teknik pengembangan yang pertama diperkenalkan dan ayang dahulu paling sering digunakan. Teknik ini sering disebut juga T-group. Dalam kelompok kelomok T (singkatan training) yang masing masing terdiri atas 6 – 10 peserta, pemimpin kelompok (terlatih) membimbing peserta meningkatkan kepekaan (sensitivity) terhadap orang lain, serta ketrampilan dalam hubunga antar-pribadi.
2. Kisi Pengembangan Organisas; Pendekatan grip pada pengembangan organisasi di dasarkan pada konsep managerial grip yang diperkenalkan oleh Robert Blake dan Jane Mouton. Konsep ini mengevaluasi gaya kepemimpinan mereka yang kurang efektif menjadi gaya kepemimpinan yang ideal, yang berorientasi maksimum pada aspek manusia maupun aspek produksi.
3. Survai Umpan Balik; Tiap peserta diminta menjawab kuesioner yang dimaksud untuk mengukur persepsi serta sikap mereka (misalnya persepsi tentang kepuasan kerja dan gaya kepemimpinan mereka). Hasil surveini diumpan balikkan pada setiap peserta, termasuk pada para penyelia dan manajer yang terlibat. Kegiatan ini kemudian dilanjutkan dengan kuliah atau lokakarya yang mengevaluasi hasil keseluruhan dan mengusulkan perbaikan perbaikan konstruktif.
4. Konsultasi Proses; Dalam Process consultation, konsultan pengembangan organisasi mengamati komunikasi, pola pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan, metode kerjasama, dan pemecahan konflik dalam tiap unit organisasi. Konsultan kemudian memberikan umpan balik pada semua pihak yang terlibat tentang proses yang telah diamatinya, serta menganjurkan tindakan koreksi.
5. Pembentukan Tim; Adalah pendekatan yang bertujuan memperdalam efektivitas serta kepuasaan tiap individu dalam kelompok kerjanya atau tim. Teknik tim building sangat membantu meningkatkan kerjasama dalam tim yang menangani proyek dan organisasinya bersifat matriks.
6. Transcational Analysis (TA); TA berkonsentrasi pada gaya komunikasi antar-individu. TA mengajarkan cara menyampaikan pesan yang jelas dan bertanggung jawab, serta cara menjawab yang wajar dan menyenangkan. TA dimaksudkan untuk mengurangi kebiasaan komunikasi yang buruk dan menyesatkan.
7. Intergroup Activities; Fokus dalam teknik intergroup activities adalah peningkatan hubungan baik antar-kelompok.Ketergantungan antar kelompok , yang membentuk kesatuan organisasi, menimbulkan banyak masalah dalam koordinasi. Intergroup activities dirancang untuk meningkatkan kerjasama atau memecahkan konflik yang mungkin timbul akibat saling ketergantungan tersebut.
8. Third-party Peacemaking;Dalam menerapkan teknik ini, konsultan pengembangan organisasi berperan sebagai pihak ketiga yang memanfaatkan berbagai cara menengahi sengketa, serta berbagai teknik negosiasi untuk memecahkan persoalan atau konflik antar-individu dan kelompok.
G. TAHAP PENERAPAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
Setelah dipahami akan strategi yang dapat dipakai tersebut diatas maka ada beberapa tahapyang dapat dilakukan dalam penerapan pengembangan organisasi tersebut. Dalam menerapkan pengembangan organisasi, organisasi memerlukan konsultan yang ahli dalam bidang perilaku dan pengembangan organisasi. Konsultan tersebut bersifat sebagai agen pembaruan (agent of change), dan fungsi utamanya adalah membantu warga organisasi menghadapi perubahan, melalui teknik teknik pengembangan organisasi yang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Proses penerapan pengembangan organisasi dilakukan dalam empat tahap:
1. Tahap Pengamatan Sistem Manajemen atau Tahap Pengumpulan Data; Dalam tahap ini konsultan mengamati sistem dan prosedur yang berlaku di organisasi termasuk elemen elemen di dalamnya seperti struktur, manusianya, peralatan, bahan bahan yang digunakan dan bahkan situasi keuangannya. Data utama yang diperlukan adalah: (a) Fungsi utama tiap unit organisasi, (b) Peran masing masing unit dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi, (c) Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan tindakan dalam masing masing unit, (d) Kekuatan dalam organisasi yang mempengaruhi perilaku antar– kelompok dan antar individu dalam organisasi.
2. Tahap Diagnosis dan Umpan Balik; Dalam tahap ini kualitas pengorganisasian serta kegiatan operasional masing masing elemen dalam organisasi dianalisis dan dievaluasi . Ada beberapa kriteria yang umum digunakan dalam mengevaluasi kualitas elemen elemen tersebut, di antaranya: (a) Kemampuan beradaptasi, yaitu kemampuan mengarahkan kegiatan dan tenaga dalam memecahkan masalah yang dihadapi, (b)Tanggung jawab: kesesuaian antara tujuan individu dan tujuan organisasi, (c) Identitas: kejelasan misi dan peran masing masing unit, (d) Komunikasi: kelancaran arus data dan informasi antar-unit dalam organisasi, (e)Integrasi; hubungan baik dan efektif antar-pribadi dan antar-kelompok, terutama dalam mengatasi konflik dan krisis, (f) Pertumbuhan; iklim yang sehat dan positif, yang mengutamakan eksperimen dan pembaruan, serta yang selalu menganggap pengembangan sebagai sasaran utama
3. Tahap Pembaruan dalam Organisasi; Dalam tahap ini dirancang pengembangan organisasi dan dirumuskan strategi memperkenalkan perubahan atau pembaruan. Strategi ini bertujuan meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara mengoreksi kekurangan serta kelemahan yang dijumpai dalam proses diagnostik dan umpan balik. Mengingat bahwa setiap perubahan yang diperkenalkan akan mempengaruhi seluruh sistem dalam organisasi, bahkan mungkin akan mengubah sistem distribusi wewenang dan struktur organisasi, rancangan strategi pembaruan harus didiskusikan secara matang dan mendapat dukungan penuh pimpinan puncak.
4. Tahap Implementasi Pembaruan; Tahap akhir dalam penerapan pengembangan organisasi adalah pelaksanaan rencana pembaruan yang telah digariskan dan disetujui. Dalam tahap ini konsultan bekerja secaa penuh dengan staf manajemen dan para penyelia. Kegiatan implementasi perubahan meliputi: (a) Perubahan struktur, (b) Perubahan proses dan prosedur, (c) Penjabaran kembali secara jelas tujuan sera sasaran organisasi, (d)Penjelasan tentang peranan dan mis masing masing unut dan anggota dalam organisasi.
Setelah segala sesuatunya berjalan dalam masa yang telah di tentukan bersama maka selanjutnya adalah perlu diadakan evaluasi atau diagnosis organisasi, hal ini sangat diperlukan guna mengetahui akan segala kekurangan dalam perjalanan organisasi selama ini sehingga pada kedepannya dapat dilakukan suatu perbaikan dan pada akhirnya organisasi dapat berjalan sesuai dengan tujuannya yang menciptakan organisasi moderen yang siap dalam menjawab tuntutan zaman dan berkualitas.
Ada sejumlah langkah dasar, yang perlu diterapkan dalam hal menyelenggaraka diagnosis keorganisasian sebagai berikut:
Mengenal dan menafsirkan masalah yang dihadapi, dan merasakan kebutuhan akan perubahan
* Mendeterminasi kesiapan dan kemampuan organisasi yang bersangkutan untuk berubah
* Mengidentifikasi sumber-sumber daya manajerial dan angkatan kerja untuk perubahan dan
* Mendeterminasi sebuah strategi perubahan dan sasaran-sasarannya.
Pengembangan organisasi merupakan salah satu pokok bahasan yang penting dalam perbincangan organisasi. Hal ini dapat dimaklumi karena manusia, pekerjaan dan lingkungan kerja atau organisasi dimana berada merupakan tiga hal yang saling berkaitan secara erat, dan dalam pada itu pengembangan organisasi diperlukan tidak lain untuk meningkatkan efektifitas organisasi yang berkualitas.